Selasa, 29 Januari 2013

Lemsaneg, Lembaga Penanganan Serangan Cyber


Lembaga Sandi Negara
ARTILERI - Seiring berkembangnya teknologi dan mudahnya sarana informasi, maka semakin besar pula ancaman melalui kejahatan siber (cyber crime). Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) sebagai lembaga pelindung sandi negara mengakui bahwa negara Indonesia saat ini sedang dalam ancaman keamanan bahaya cyber.
Ancaman keamanan informasi negara mutlak menjadi tanggung jawab seluruh warga negara. Sedikit saja sebuah informasi bocor kepada pihak yang tidak bertanggung jawab, maka negara di ambang kehancuran. Berbagai ancaman dan tindak kejahatan cyber, bentuknya tak kasat mata namun dampaknya bisa menghancuran. Terutama, bila yang diserang adalah keamanan negara. Jika kita tidak waspada dengan kejahatan ini, kita bisa kedodoran. Setuju tidak setuju kejahatan ini ada dan harus ditanggulangi, seperti yang pernah diungkapkan Mayor Jenderal TNI Dr. Djoko Setiadi, M.Si. yang juga meruapakann Kepala Lemsaneg.

Tren ancaman informasi saat ini sudah menggunakan teknologi tinggi dan harus disikapi dengan teknologi tinggi pula. Kejahatan cyber sudah banyak menyerang negara-negara di dunia, contohnya Estonia pada 2007, negara ini lumpuh selama beberapa hari karena serangan cyber. Untuk itu Lemsaneg diharapkan dapat melakukan pengamanan informasi di dunia cyber, tidak hanya untuk pemerintah namun juga untuk sektor swasta dan seluruh masyarakat Indonesia dengan mengedepankan semangat nasionalisme NKRI untuk membendung berbagai ancaman di dunia cyber.

Lemsenag sendiri sejauh ini memiliki TIM Terpadu seperti kerja sama dengan BIN dan Kemlu. Tim ini akan bekerja terus menerus untuk cek perwakilan di luar negeri. Selain itu, Lemsaneg juga menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB). Lembaga non-kementerian ini bekerja sama dengan ITB untuk lima tahun ke depan.
Indonesia beberapa kali pernah menjadi sasaran empuk kejahatan cyber. Salah satunya maskapai terbesar Garuda Indonesia
Dipilihnya kampus teknik pertama di Indonesia ini karena ITB dianggap merupakan salah satu pusat pendidikan terbaik di Indonesia khususnya dalam bidang penelitian dan rekayasa teknologi di bidang cyber security. ITB dengan jebolan-jebolan terbaiknya, akan berperan mengembangkan keilmuan di bidang matematika. Semua yang berhubungan dengan sandi negara akan dilindungi untuk alasan keamanan. Kerja sama teknis Lemsaneg dengan ITB meliputi pengembangan kapabilitas cyber security. Langkahnya adalah IT Security Assesment melalui pembentukan tim yang akan melakukan pengamanan terhadap aset negara.

Indonesia beberapa kali pernah menjadi sasaran empuk kejahatan cyber. Salah satunya maskapai terbesar Garuda Indonesia. Saat itu pesawat empat hari berjejer di bandara karena schedule yang diacak oleh hacker, membuat schedule pilot dan pramugari berantakan.

Kegiatan persandian dalam pemerintahan telah berlangsung sejak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dimulai dari Jawatan Tehnik bagian B Kementerian Pertahanan pada masa perjuangan kemerdekaan baik di Jakarta maupun saat pemerintahan RI di Yogyakarta dan Pemerintahan Darurat RI di Bukittinggi, kemudian mendukung kegiatan diplomasi di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI di New Delhi, Den Haag, dan New York.

Lembaga Sandi Negara sudah mengalami 6 (enam) masa kepemimpinan, dimulai dari Mayor Jenderal TNI Dr. Roebiono Kertopati dari tahun 1946-1984, diikuti kepemimpinan Laksamana Muda TNI Soebardo dari tahun 1986-1998, selanjutnya oleh Laksamana Muda TNI B.O. Hutagalung dari tahun 1998-2002, lalu Mayor Jenderal TNI Nachrowi Ramli, S.E. dari tahun 2004-2008, kemudian dari tahun 2009-2011 dibawah kepemimpinan Mayor Jenderal TNI Wirjono Budiharso, S.IP, dan sekarang dipimpin oleh Mayor Jenderal TNI Dr. Djoko Setiadi, M.Si. (FS/berbagai sumber)
 
 Posted in:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar